I.
Mengenal Sistem Informasi Akutansi
Proses bisnis dan sistem informasiakutansi
Proses bisnis(business
process) adalah urutan aktivitas yang di
laksanakan oleh suatu bisnis untuk memperoleh, menghasilkan serta menjual barang dan jasa. Para akuntan memanfaatkan proses
bisnis perusahaan dalambentuk siklus transaksi. Siklus transaksi
(transaksisysles) mengelompokan kejadian-kejadian terkait yang pada umumnya terjadi dalam suatu urutan tertentu.
Kejadian(events) adalah aktivitas
yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Terdapat tiga siklus transaksi utama :
·
Siklus
pemerolehan/ pembelian (acquisition/purchasing cycle) adalah pembelian dan
pembayaran untuk barang-barang atau jasa.
·
Siklus
konversi (conversion cycle) adalah proses mengubah sumber daya yg di peroleh menjadi
barang-barang dan jasa.
·
Siklus
pendapatan (revenue cycle) mengacu pada proses menyediakan barang dan jasa
untuk para pelanggan.
Sistem informasi manajemen –SIM (management information
system—MIS) adalah suatu
system yg menangkap
data tentang satu organisasi, menyimpan dan memelihara data serta menyediakan informasi yg berguna bagi manajemen.Sistem informasi akutansi—SIA (accounting information
system—AIS) dapat di pandang sebagai bagian dari SIM organisasi.
Lingkup Sistem Informasi Akutansi
System
informasi akutansi adalah suatu subsistem dari SIM yang menyediakan informasi akutansi dan keuangan ,juga informasi lain yang di
peroleh dari pengolahan rutin atau transaksi akutansi. SIA menyelusuri sejumlah besar informasi mengenai pesanan penjualan, penjualan dalam satuan unit dan mata uang, penagihan kas, pesanan pembelian, penerimaan barang, pemabyaran, gaji
,dan jam kerja. Bayak perusahaan kini berusaha untuk mengonversi system
informasi mereka
yang terpencar menjadi
system perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource
planning—ERP system). ERP adalah suatu
system manajemen bisnis
yang mengintregasikan semua aspek proses bisnis perusahaan, termasuk subsistem-subsistem.
Penggunaan Sistem Informasi Akutansi
Bagian ini menjelaskan apa yang di kerjakan SIA
danmemberikan lima macam penggunaan informasi akutansi.
·
Membuat
laporane ksternal
Perusahaan menggunakan system
informasi akutansi untuk menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para investor, kreditor,
dinas pajak,
badan-badan pemerintah,
dan yg
lain. Laporan-laporan ini mecakup laporan keuangan, SPT pajak,
dan laporan
yang di butuhkanolehbadan-badanpemerintah yang mengatur perusahaan dalam industri perbankan dan utilitas.
·
Mendukung
aktivitas rutin
Para manager memerlukan satu system informasi akutansi untuk menangani aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan tersebut.
Mendukung pengambilan keputusan dan Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yg tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi.Informasi ini sangat penting untuk merencanakan produk baru, memutuskan produk-produk apa yg harus ada di persediaan, dan memasarkan produk kepada para pelanggan.
·
Perencanaan
dan pengendalian
Suatu system informasi juga diperlukan untuk aktivitas perencanaan pengendalian.Informasi mengenai anggaran dan biaya standar di simpan oleh system informasi dan laporan di rancang untuk membandingkan angka anggaran dengan jumlah actual. Menggunakan pemindai untuk mencatat barang yg di belidan di jual mengakibatkan terkumpulnya jumlah informasi yg sangat banyak dengan biaya yg rendah memungkinkan pengguna untuk merencanakan dan mengendalikan dengan lebih terperinci.
·
Menerapkan
pengendalian internal
Pengendalian internal (internal control) mencakup kebijakan-kebijakan ,
prosedur-prosedur dan
system informasi yang di gunakan untuk melindungi asset-aset perusahan dari kerugian atau korupsi dan untuk memeliha keakuratan data keuangan.
Peranakuntan dalam hubungan dengan SIA
Cara lainuntuk memahami artidari system informasi akutansi adalah dengan mempertimbangkan hubungana ntara system informasi akutansi dan pekerjaan akuntan.
Peran-peranakuntan di ELERBE :
§
Akuntan
sebagai pengguna
§
Akuntan
sebagai manajer
§
Akuntan
sebagai konsultan
§
Akuntan
sebagai evaluator
§
Akuntan
sebagai penyedia jasa akutansi dan perpajakan
II.
PROSES
BISNIS DAN DATA SIA
System akuntasi bersifat kompleks dan banyak keahlian diperlukan untuk mengevaluasi SIA.akuntan perlu untuk meninjau ulang dokumentasi, melakukan wawancara dan mengamati transaksi transaksi untuk mengamati system akutansi klien.
Proses dankejadianbisnis
Proses bisnis merupakan seperangkat aktivitas yang dilakukan oleh suatubisnis untuk memperoleh
,menghasilakan, serta menjual barang dan jasa. Satu cara penting untuk mempelajari proses bisnis perusahaan bisnis adalah dengan berfokus pada siklus transaksi. Siklus transaksi (transaction
cycle) mengelompokan kejadian terkait yg pada umumnya terjadi pada suatu urutan tertentu.Masing-masing siklus transaksi melibatkan lebih dari satu kejadian. Proses bisnis dapat disusun menjadi siklus transaksi utama :
·
Siklus
pemerolehan/pembelian (acquisition/purchasing cycle) adalah pembelian dan pembayaran
untuk barang-barang atau jasa.
·
Sikluskonversi
(conversion cycle) adalah proses mengubah sumber daya yg di peroleh menjadi barang-barang
dan jasa.
·
Siklus
pendapatan(revenue cycle) mengacu pada proses menyediakan barang dan jasa untuk
para pelanggan.
SIKLUS PENDAPATAN :
Siklus pendapatan dari jenis organisasi yg berbeda dapat saja sama dan mencakup di dalamnya sebagian atau semua operasi berikut ini :
§
Merespon
permintaan informasi dari pelanggan
§
Membuat
perjanjian dengan para pelanggan untuk menyediakan barang dan jasa di masa mendatang.
§
Menyediakan
jasa atau mengirimbarang kepada pelanggan
§
Menagih
pelanggan
§
Melakukan
penagihan uang
§
Menyetorkan
uang kas ke bank
§
Menyusun
laporan
SIKLUS PEMEROLEHAN :
Seperti halnya siklus pendapatan, siklus pemerolehan dariorganisasi dengan jenis yg berbeda pada dasarnya bersifa tsama karena kebanyakan mencakup didalamnya sebagian atau semua operasi berikut ini :
§
Mendiskusikan
dengan para pemasok
§
Memperoses
permintaan
§
Membuat
perjanjian dengan pemasok untuk membeli barang atau jasa di masa mendatang
§
Menerima
barang dan jasa dari pemasok
§
Mengakui
klaim atas barang dan jasa yang diterima
§
Memilih
faktur-faktur yang akan di bayar
§
Menulis
cek
Pengidentifikasikan kejadian dan proses bisnis
Akutansi pada dasarnya adalah suatu system informasi,
dan sangat penting bagi para akuntan untuk mengetahui bagaimana system informasi beroprasi.Bagian ini menyediakansuatucara yang
sistematis untuk memisahkan suatu proses dalam satu rangkaian kejadian:
Pedoman mengakui kejadian
Pedoman1 :kenali kejadian pertama dalam suatu proses ketika seseorang atau suatu departemen dalam sebuah organisasi menjadi bertanggung jawab terhadap suatu aktivitas. Untuk mengidentifikasikan kejadian, proses dimulai ketikaseseorang/
departemen dalam organisasi menjadi aktif. Untuk selanjutnya orang
/departemen yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut di sebut sebagai agen internal(internal agent)
Pedoman2 :abaikan aktivitas yang tidak memerlukan keikutsertaan agen internal. Pedoman ini berlaku untuk aktivitas yang terjadi kapan saja dalam suatu proses.
Pedoman3 :kenali suatu kejadian baru ketika tanggung jawab di pindahkan dari suatu agen internal keagen
internal lainnya.
Pedoman4 :kenali kejadian baru ketika suatu proses sudah di
selaatau di interupsi dan
di lanjutkan kemudian oleh agen internal yg sama. Setelah interupsi,seseorang di
luar organisasi atau proses itu mungkin memulai proses tersebut .
sebagai alternatif,
proses itu dapat
di lanjutkan pada suatuwaktu yang sudah dijadwalkan .
Pedoman5 :gunakan suatu nama kejadian dan uraian yang mencerminkan sifat umum dari kejadian itu.
Pengorganisasian data dalam sia .
Satu motivasi penting untuk mengidentifikasikan kejadian dari uraian naratif mengenai suatu proses bisnis adalah bahwa data SIA
berhubungan erat dengan kejadian . SIA merekam
data tentang berbagai kejadian yg dibahas .
Sistem manual untuk siklus pendapatan dan bukubesar
Kejadian yang mempengaruhi buku besar . proses bisnis seperti yg di gambarkan.
III.MENDOKUMENTASIKAN SISTEM AKUNTANSI
Disini
akan dijelaskan tentang mengorganisasi informasi tentang proses bisnis dalam
bentuk grafis yang mudah dipahami dan memahami paparan grafis yang telah
dikembangkan oleh pihak lain.
Proses
pembuatan diagram sistem mempunyai banyak manfaat. Untuk para akuntan dalam
peranannya sebagai evaluator sistem dan sebagai auditor, diagram aktivitas
memberikan cara yang lebih sistematis untuk menganalisis proses-prosesyang
terjadi dalam perusahaan.
Dengan
demikian digram seperti itu menawarkan suatu cara yang efektif untuk
mengomunikasikan informasi tentang proses bisnis dan sistem akuntansi kepada
para pemakai.
Diagram
akitivitas UML
Ada
beberapa teknik untuk mendokumentasikan dokumen bisnis didalam buku teks ini,
digunakan unfied modeling language (UML), suatu bahasa yang digunakan untuk
menentukan, memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan suatu sistem
informasi. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain
berorientasi objek oleh grady booch, jim rumbaugh dan ivar jacobson.
Diagram
aktivitas UML dan peta mempunyai beberapa karakteristik umum yang membuatnya
bermanfaat:
- Baik
peta maupun diagram aktivitas menyediakan representasi informasi grafis
yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan uraian naratif
- Peta
menggunakan lambang standar untuk menyampaikan informasi misalnya
kejadian, agen, dokumen dan file.
- Peta
dan diagram aktivitas dibuat oleh ahlinya tetapi dapat dibaca oleh para
pemakai dengan sedikit pelatihan.
- Baik
peta maupun diagram aktifitas dapat menyediakan gambaran tingkat tinggi,
seperti halnya juga yang tingkat rendah.
Overview
activity diagram dan diagram detailed activity
Diagram
aktivitas diorganisasikan menjadi dua jenis yaitu:
- Overview
diagram menyajikan suatu pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis
dengan mendokumentasikan kejadian-kejadian penting, urutan
kejadian-kejadian ini dan aliran informasi antar kejadian.
- Detailed
diagram sama dengan peta dari sebuah kota. Diagram ini menyediakan suatu
penyajian yang lebih detail dari aktivitas yang berhubungan dengan satu
atau dua kejadian yang ditunjukan pada overview diagram.
UML
bersifat fleksibel dan memungkinkan diagram aktivitas untuk dibuat pada tingkat
detail yang berbeda. UML adalah satu dari banyak pendekatan yang dapat
digunakan untuk membuat model SIA.
Memahami
overview activity diagram
Sebelum
mengetahui bagaimana cara menggambar diagram akrivitas, kita harus mengetahui
terlebih dahulu bagaimana cara membacanya.
Membuat
overview activity diagram
Langkah1:
Membaca uraian narasi dan mengidentifikasikan kejadian penting.
Langkah2:
Membubuhi keterangan pada narasi agar lebih jelas menunjukan batasan kejadian
dan nama-nama kejadian.
Langkah3:
Menunjukan agen yang terlibat didalam proses bisnis dengan menggunakan
swimlanes.
Langkah4:
Membuat diagram untuk masing-masing kejadian.
Langkah5:
Menggambar dokumen yang dibuat dan digunakan didalam proses bisnis.
Langkah6: Menggambar
tabel (file) yang dibuat dan digunakan didalam proses bisnis.
Memahami
detailed activity diagram
Pembahasan
ini memperkenalkan detailed activity diagram. Detailed activity diagram
menunjukan informasi mengenai aktifitas dalam suatu kejadian spesifik. Untuk
membuat detailed diagram kita perlu untuk mengidentifikasikan aktivitas
individu dalam setiap kejadian. Contohnya kejadian menerima pesanan.
Membuat
detailed activity diagram
Simbol
yang digunakan dalam detailed activity diagram dan overview activity diagram
adalah sama. Perbedaan utama adalah bahwa segi empat panjang pada detailed
activity diagram menunjukan aktivitas, bukan kejadian. Pedoman umum untuk kedua
jenis diagram tersebut tidak diualang misalnya swimlane, dokumen, dan tabel.
Overview
activity diagram dan detailed activity diagram
Berikut
ini adalah dokumentasi diagram aktivitas UML yang disediakan:
- Anotasi
narasi yang menunjukan kejadian dan aktivitas
- Tabel
arus kerja
- Overview
activity diagram untuk proses pendapatan
- Detailed
activity diagram
IV.MENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM
PROSES BISNIS
Pada
bab ini membahas sasaran pengendalian internal penting dari suatu organisasi
dan risiko tidak tercapainya sasaran ini. Bab ini akan mencejelaskan bagiamana
seseorang dapat menentukan risiko-risiko ini dengan menggunakan konsep yang
terkait dengan siklus transaksi, kejadian, aktivitas, dan file.
Pengendalian
internal dan peran akuntan
Pengendalian
internal adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen,
dan personel lainnya yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan
terkait dengan pencapaian sasaran kategori sebagai berikut : efektifitas dan
efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan dan ketaatan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.
Pemahaman
yang baik mengenai pengendalian internal penting bagi akuntan yang berperan
sebagai manajer, pengguna, perancang, dan evaluator sistem akuntansi
- Tanggung
jawab manajer atas pengendalian internal telah dibuat secara eksplisit
diundang-undang sarbanes-oxley tahun 2002 dan standar no.2 public company
accounting oversight board (PCAOB) standard no.2 mengharuskan manajemen
untuk membuat sebuah pertanyaan yang menjelaskan dan menilai sistem
pengendalian internal perusahaan.
- Pengguna
juga harus memahami pengendalian internal perusahaan sehingga dapat
diterapkan dengan tepat. Contoh nya
kebijakan manajemen mungkin mengharuskan bahwa detail faktur harus
diverifikasi terhadap slip pengepakan dan pesanan pembelian (PO).
- Akuntan
juga memiliki peran penting sebagai perancang prosedur pengendalian
internal yang mendorong ketaatan terhadap peratursn dan sasaran
perusahaan.
- Dalam
perananya sebagai evaluator, auditor internal dan auditor eksternal harus
memahami sistem pengendalian internal. Auditor internal memainkan peran
penting dalam mengembangkan laporan manajemen yang menilai pengendalian
internal, saat ini diharuskan oleh standar PCAOB no 2. Audit eksternal
perlu memahami pengendalian internal sehingga menyusun atestasi atas
pertanyaan manajemen mengenai pengendalian internal sebagaimana diharuskan
oleh standar tersebut.
Kerangka kerja dalam mempelajari
pengendalian internal: komponen dan sasaran pengendalian internal
Komponen pengendalian internal,
terdapat 5 komponen pengendalian internal yang saling berkaitan yaitu:
lingkungan pengendalian, penentuan risiko, aktifitas pengendalian, informasi
dan komunikasi, dan pengawasan. Berikut adalah penjelasannya:
1.Lingkungan pengendalian mengacu pada
faktor-faktor umum yang menetapkan sifat organisasi dan mempengaruhi kesadaran
karyawan terhadap pengendalian. Faktor-faktor ini meliputi integritas,
nilai-nilai etika, serta filosofi dan gaya operasi manajemen.
2.Penentuan resiko adalah
identifikasi dan analisis risiko yang mengganggu pencapaian sasaran pengendalian
internal.
3.Aktifitas pengendalian adalah
kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menghadapi
resiko. Aktivitas pengendalian meliputi penelaahan kinerja, pemisahan tugas,
pengendalian aplikasi, dan pengendalian umum.
4.informasi dan komunikasi.
Sistem informasi perusahaan merupakan kumpulan prosedur (otomatis dan manual)
dan record yang dibuat untuk memuali, mencatat, memproses dan melaporkan
kejadian pada proses entitas.
5.pengawasan. manajemen harus
mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian organisasi
berfungsi sebagaimana dimaksudkan.
Sasaran
pengendalian internal
1.Sasaran
pelaksanaan. Pada siklus pendapatan, pelaksanaan mengacu pada penyerahan barang
atau jasa serta penerimaan dan penanganan kas. Selanjutnya pelaksanaan mencakup
aktivitas dimana perusahaan mengeluarkan persediaan dan atau menggunakan sumebr
daya lainnya misalnya tenaga kerja dan peralatan.
2.Sasaran
sistem informasi. Sasaran ini memfokuskan pada pencatatan, pembaruan, dan
pelaporan informasi akuntansi. Data kejadian harus dicatat dengan tepat pada
dokumen sumber dan dalam file transaksi.
3.Sasaran
perlindungan aset. Fokus utama kita adalah pada sasaran pelaksanaan dan sistem
informasi. Sasaran ini sesuai untuk teks ini karena relavan dengan fungsi
sistem informasi akuntansi dan konsisten dengan fokus kita pada kejadian dan
proses.
4.Sasaran
kinerja. Dadaran ini memfokuskan pada pencapaian kinerja yang memuaskan dari organisasi,
orang, departemen, barang, atau jasa. Meskipun sasaran ini tercapai,
sasaran kinerja bisa saja tidak
tercapai. Contoh nya pesanan pengiriman dan pengihan mungkin dilakukan dengan
tepat, tetapi target penjualan mungkin tidak tercapai.
Penentuan
risiko
Dalam
menidentifikasikan risiko dan pengendalian dalam proses bisnis kita harus
menentukan terlebihdahulu jenis sasaran kemudian deskripsi sasaran.
Penentuan
risiko pelaksanaan: Siklus pendapatan
Bagian ini
memberikan pedoman untuk menidentifikasikan risiko pelaksanaan pada siklus pendapatan. Risiko pelaksanaan mencakup
risiko tidak tepatnya pelaksanaan transaksi.
Risiko
pelaksanaan yang umum untuk dua transaksi siklus pendapatan adalah sebagai
berikut:
1.Penyerahan
barang dan jasa:
-Diperbolehkannya
penjualan atau layanan jasa yang tidak terotorisasi.
-Penjualan
atau layanan jasa yang terotorisasi tidak terjadi, terlambat atau digandakan
tanpa disengaja.
-Jenis
barang atau jasa salah.
-Kuantitas
atau kualitas salah.
-Pelanggan
atau alamat salah.
2.Penerimaan
kas:
-Kas tidak
diterima atau terlambat diterima.
-Jumlah
kas yang diterima salah.
Lima
langkah yang bermanfaat dalam pemahaman dan penentuan risiko pelaksanaan:
Langkah1:
Dapatkan pemahaman mengenai proses organisasi.
Langkah2:
Identifikasikan barang atau jasa yang diberikan dan kas yang diterima yang
tergolong berisiko.
Langkah3:
Nyatakan kembali setiap risiko umum untuk menjelaskan risiko pelaksanaan dengan
lebih tepat untuk proses tertentu yang dipelajari.
Langkah4:
Beri penilaian terhadap signifikansi risiko-risiko yang tersisa.
Langkah5:
Untuk risiko yang signifikan, identifikasi kan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap resiko.
Penetuan
risiko pelaksanaan: Siklus pemerolehan
Dibagian
sebelumnya dijelaskan pedoman untuk menilai risiko pelaksanaan pada siklus
pendapatan, sedangkan bagian ini akan menjelskan risiko pelaksanaan pada siklus
pemerolehan.
Berikut
adalah langkah-langkah proses penggajian untuk menidentifikasikan risko nya:
Langkah1:
Dapatkan pemahaman mengenai proses organisasi.
Langkah2:
Identifikasikan barang atau jasa yang disediakan dan kas yang diterima yang
tergolong berisiko.
Langkah3:
Nyatakan kembali setiap risko yang bersifat umum untuk menjelaskan risiko
pelaksanaan dengan lebih tepat untuk proses tertentu yang dipelajari. Keluarkan
setiap risiko yang tidak relevan atau jelas-jelas tidak material.
Langkah4:
Berikan penilaian atas signifikansi risiko-risiko yang tersisa.
Langkah5:
Untuk risiko yang signifikan, identifikasikan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap risiko.
Penelitian
risiko sistem informasi
Karena
sistem informasi mencatat transaksi perusahaan, sistem informasi tidak lepas
dari risiko pelaksanaan. Bagian ini menstrukturkan risiko sistem informasi
menjadi dua kategori yaitu: pencatatan risiko dan pembaruan risiko.
Mengidentifikasikan
risiko dan pengendalian proses bisnis dalam proses penggajian:
Kejadian
1: Memberikan penuggasan
Kejadian
2: Melakukan tugas yang diberikan
Kejadian
3: Mencatat waktu datang
Kejadian
4: Mencatat waktu pulang
Kejadian
5: Menyiapkan gaji
Kejadian
6: Menyetujui gaji
Kejadian
7: Mencetak cek gaji
Kejadian
8: Menandatangani cek
Kejadian
9: Mendistribusikan cek gaji
Pencatatan
risiko
Pencatatan
risiko menyatakan risiko yang tidak tangkap informasi kejadian secara akurat
dalam sistem informasi organisasi. Sebagai contoh jika catatan penjualan memiliki
identifikasi pelanggan yang salah, pelanggan yang sebenarnya tidak mendapat
tagihan, dan perusahaan mungkin tidak dibayar atas penjualan tersebut. Pada
siklis pemerolehan, pencatatan kesalahan dapat mengakibatkan kelebihan
pembayaran atau kehilangan kredit karena gagal bayar.
Memperbarui
risiko
Pembaruan
risiko adalah risiko bahwa field ringkasan dalam catatan induk tidak diperbarui
dengan tepat. Memperbarui kesalahan bisa jadi sangat mahal, misalnya pesanan
bisa ditolak karena jumlah persediaan dilaporkan sudah habis, padahal
persediaan sebenarnya masih ada.
Bagian ini
menjelaskan bagaimana mengidentifikasikan serta mendokumentasikan pencatatan
dan memperbarui risiko serta secara sistematis pada SIA.
3 langkah
bermanfaat dalam mengidentifikasikan risiko-risiko pencatatan:
- Langkah1
dapatkan pemahaman mengenai proses yang dipelajari.
- Langkah2
tinjaulah kejadian tersebut dan identifikasikanlah kejadia-kejadian
diamana data dicatat didokumen sumber atau pada file transaksi.
- Langkah3
untuk setiap kejadian dimana data dicatat didokumen sumber atau record
transaction, perhatikan risiko pencatatan yang bersifat umum sebelumnya.
Mengidentifikasikan
risiko pembaruan
Dibagian
ini diberikan pedoman untuk mengidentifikasikan risiko-risiko pembaruan. Adapun
langkah-langkahnya yaitu:
- Identifikasikanlah
risiko-risiko pencatatan. Langkah ini diperlukan karena kesalahan dalam
mencatat informasi difile transaksi
dapat mengakibatkan pengguanaan informasi yang tidak akurat untuk
memperbarui field ringkasan.
- Identifikasikanlah
kejadian-kejadian yang mencakup aktifitas pembaruan. Jenis file induk yang
dapat diperbarui akibat dari transaksi meliputi: persediaan, ajsa dan
agen.
- Untuk
setiap kejadian dimana file induk diperbarui, perhatikan risiko-risiko
pembaruan umum sebelumnya.
Pencatatan
dan pembaruan sistem buku besar
Beberapa
kejadian memiliki signifikansi akuntansi keuangan secara langsung, sedangkan
beberapa lainnya tidak. Kejadian yang memerlukan pembaruan terhadap akun-akun
buku besar. Ini diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian seperti itu pada
saat terjadinya dengan suatu cara yang memfasilitasi pembaruan selanjutnya yang
diperlukan terhadap buku besar. Field akun buku besar dapat ditambahkan pada
file transaksi dan file induk.
Risiko
dalam mencatat dan memperbarui informasi pada sistem buku besar
Salah satu
risiko adalah bahwa akun buku besar salah dicatat dan bahwa jumlah debit atau
kredit salah. Juga terdapat risiko bahwa record induk buku besar mungkin tidak
diperbarui sama sekali, terlambat diperbarui atau diperbarui dua kali. Selain
itu, record induk buku besar yang salah dapat telah diperbarui dan proses
memperbarui mengandung kesalahan yang mengakibatkan kesalahan memperbarui
saldo.
Risiko
pengendalian
Setelah
risiko kerugian atau kesalahan yang signifikan telah diidentifikasi, evaluator
harus memerhatikan cara-cara untuk mengendalikan risiko. Dibanyak kasus,
perusahaan meminta bantuan akuntan, auditor eksternal, atau auditor internal
untk mengevaluasi pengendalian dan meminta pendapat pengendalian tambahan jika
diperlukan.
Aktivitas
pengendalian
Dibagian
ini akan dibahas komponen ketiga pengendalian internal yaitu aktivitas
pengendalian secara lebih mendalam.
Aktivitas
pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi
untuk menghadapi risiko dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Aktivitas ini
bisa dibuat manual atau otomatis dan bisa diterapkan diberbagai tingkat didalam
organisasi. Terdapat empat jenis pengendalian yaitu pengendalian arus kerja,
pengendalian input, pengendalian umum dan penelahaan kinerja.
Pengendalian
arus kerja
1.Pemisah
tugas
Pemisahan
tugas antaragen internal merupakan konsep ini dalam mendesain aktivitas
pengendalian internal. Biasanya agar kecurangan terjadi ketika karyawan
memerlukan akses keaset maupun kemampuan untuk menyembunyikan kecurangan dalam
record organisasi. Misalnya kasir dapat mengambil kas dan menyembunyikan nya
dengan membuang nota penjualan. Untuk mencegah masalah seperti ini, organisasi
dapat mengupayakan pemisahan otorisasi kejadian, pelaksanaan kejadian,
pencatatan data kejadian dan pengamanan sumber daya yang berhubungan dengan
kejadian.
2.Penggunaan
informasi mengenai kerjadian sebelumnya untuk mengendalikan aktivitas
Informasi
mengenai kejadian sebelumnya dapat berasal dari dokumen atau record komputer.
Pertama kita bahas informmasi dari dokumen.
-Informasi dari dokumen: nota penjualan yang disiapkan selama kejadian
“menerima pesanan” digunakan untuk mengotorisasikan kejadian “menyiapkan
makanan”. Sebagai contoh meskipun karyawan yang sama menerima pesanan dan
memasak makanan, informasi dari pesanan tersebut akan membantu mengendalikan
kesalahan pada kejadian memasak.
-Informasi
file komputer: kita telahmelihat bahwa seseorang dapat menggunakan dokumen dari
kejadian terdahulu untuk mengendalikan kejadian berikutnya. Contoh nya yaitu,
data ringkasan file induk bisa diperiksa untuk mengotorisasi kejadian misalnya
ketika penumpang membeli tiket, jumlah kursi dapat diperbarui difile induk
penerbangan. Contoh lain record transaksi juga bisa membantu mengendalikan
kejadian. Seseorang karyawan bisa memeriksa record pembelian dan penerimaan
dikomputer untuk menyetujui faktur pembayaran.
3.Ururtan
kejadian yang diharuskan
Dibanyak
kasus, organisasi memiliki kebijakan yang mengharuskan suatu proses untuk
mengikuti urutan tertentu. Misalnya seorang dokter mungkin mengharuskan
pengumpulan informasi asuransi sebelum memeriksa pasien. Informasi ini
mengurangi risiko tidak mendapatkan penggantian biaya atas jasa nya.
4.Menindaklanjuti
kejadian
Organisasi
harus memiliki cara otomatis atau manual untuk menelaah transaksi yang belum
disimpulkan. Berikut ini beberapa contoh kejadian yang mungkin memerlukan
tindak lanjut:
-Pesanan
pelanggan yang belum dipenuhi
-Faktur
penjualan yang sudah jatuh tempo
-Permintaan
yang menunggu untuk disetujui
-Jasa yang
disediakan tetapi belum selesai (misalnya, pekerjaan, percetakan, pekerjaan,
perbaiakan, dan audit)
5.Dokumen
bernomor urut
Memberi
nomor urut pada dokumen memberikan peluang untuk mengendalikan kejadian.
Dokumen bernomor urut dibuat selama satu kejadian dipertanggung jawabkan
dikeajdian berikutnya. Memeriksa urutan dokumen bernomor dapat membantu
memastikan bahwa seluruh kejadian dilaksanankan dan dicatat dengan tepat.
6.Pencatatan
agen internal yang bertanggung jawab atas kejadian dalam suatu proses
Agen
internal ditunjuk sebagai penanggung jawab sebagian besar kejadian. Misalnya
pelayan bertanggung jawab untuk menerima pesanan pelanggan dan memberi harga
pada nota penjualan. Staf dapur bertanggung jawab untuk memasak dengan benar
dan tepat waktu, dan kasir bertanggung jawab untuk menerima jumlah kas yang
benar.
7.Pembatasan
akses ke aset dan informasi
Cara
penting untuk memproteksi aset, sperti kas, persediaan, peralatan dan data
adalah membatasi akese hanya untuk karyawan yang memerlukannya untuk
mengerjakan tugas yagn diberikan. Untuk membatasi akses kepadanya, aset fisik
disimpan dilokasi yang aman. Misalnya gudang hanya terbuka untuk karyawan yang
mengambil, mengirim dan menerima brang.
8.Rekonsiliasi
catatan dengan bukti fisik aset
Aktivitas
rekonsiliasi digunakan oleh organisasi untuk memastikan bahwa kejadian dan data
file induk yang tercatat sesuai dengan aset yang sebenarnya. Rekonsiliasi
berbeda dengan penggunaan dokumen untuk mengendalikan kejadian dalam dua cara
penting:
-Rekonsiliasi
lebih umum dari pada pemerikasaan sederhana atau perbandingan dokumen yang
menunjukan kejadian-kejadian individu. Rekonsiliasi biasanua mencakup data
mengenai banyak kejadian.
-Rekonsiliasi
terjadi setelah kejadian dilaksanakan dan dicatat. Sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya, dokumen digunakan untuk memulai kejadian.
Penelaahan
kinerja
Penelaahan
kinerja mengukur kinerja dengan membandingkan data aktual dengan anggaran,
proyeksi atau data periode lalu. Penelaahan kinerja meliputi analisis data
(kemungkinan dari banyak periode), indentifikasi masalah, dan pengambilan
tindakan perbaikan.
Contoh
penelaahan kinerja adalah sebagai berikut:
-Manajer
pemasaran menelaah penjualan berbagai macam produk untuk menentukan produk mana
yang dihentikan.
-CEO ingin
menentukan keberhasilan wakil direktur yang bertanggung jawab atas penjualan
internasional.
-Secara
periodik, manajer kredit memeriksa laporan daftar akun-akun yang jatuh tempo
sehingga keputusan dapat dibuat terkait dengan upaya penagihan kredit seperti apa yang harus
diambil.
-Manajer
kredit memeriksa bahwa akun akun yang tidak tertagih berada dalam batas yang
wajar dan merevisi kebijakan kredit jika diperlukan.
-Petugas
pembelian menggunkan laporan periodik untuk menentukan apakah perusahaan harus
menghentikan pemesanan dari pemasok dimana retur pembeliannya tinggi.
Record
induk dan penelaahan kinerja. Penelahaan kinerja dan aktivitas pemeliharaan
file saling berkaitan dalam dua cara. Pertama, angka-angka standar dan anggaran
(data acuan) biasanya dicatat selama aktivitas pemeliharaan file di record
induk. Kedua, data ringkasann yang disimpan direcord induk sering kali
digunakan untuk menerapkan tindakan perbaikan.
Sebagai
contoh, akun penjualan yang dicatat difile buku besar dapat mencakup 12 field
untuk anggaran penjualan satu bulan.
Field
ringkasan direcord induk juga dapat membantu dalam menelaah kinerja. Misalnya
kita dapat menyimpan informasi mengenai retur pembelian pada record setiap
pemasok.