Minggu, 09 Juni 2013

westernisasi


PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DAN PERGAULAN REMAJA
  1. Perkembangan Budaya Barat di Indonesia
Budaya barat masuk ke Indonesia semenjak zaman penjajahan. Semenjak itulah budaya barat memulai perkembangannya di Indonesia. Pada mulanya, budaya ini belum mempengaruhi semua lapisan masyarakat, karena pada saat itu berlaku sistem kasta yang tidak memungkinkan kalangan masyarakat bawah untuk mengadopsi budaya ini ( Matroji, 2006 : 122 ).
Budaya barat yang mendominasi pada saat itu ialah penggunaan bahasa, cara berpakaian, dan tata krama. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan bahasa Belanda sebagai pengantar di sekolah-sekolah kalangan atas. Cara berpakaian seperti pakaian Belanda, dengan topi, tongkat, dan gaun, juga pergaulan pria dan wanita yang lebih terbuka. Misalnya, pria dan wanita yang berbicara berdua dianggap tabu sebelumnya, tapi kemudian dianggap biasa oleh masyarakat, wanita-wanita yang dulunya hanya mengenakan kebaya dan baju kurung mulai mengenakan pakaian yang lebih modis dan terbuka. Setelah Indonesia merdeka, perkembangan budaya barat mulai merata ke seluruh lapisan masyarakat. Sejak itu, budaya barat berkembang dengan cepat di Indonesia. Walaupun bahasa Belanda telah ditukar dengan bahasa Indonesia ketika zaman pendudukan Jepang ( Matroji, 2006 : 162 ), dalam bidang lain pengaruh budaya barat semakin kuat.
Saat ini pengaruh budaya barat tidak hanya sebatas cara berpakaian, pergaulan, tapi juga di bidang pendidikan dan gaya hidup. Subjek yang paling terpengaruh adalah remaja. Bahkan bagi sebagian remaja, gaya hidup barat merupakan suatu kewajiban dalam pergaulan. Banyak factor yang menyebabkan remaja sangat mudah menyerap budaya barat. Hal ini akan dibahas pada pembahasan berikutnya.
  1. Faktor Pendukung Perkembangan Budaya Barat dikalangan Generasi Muda
Budaya Barat berkembang dengan sangat pesat di Indonesia. Perkembangannya tidak hanya terjadi di kota-kota besar, namun telah merambah ke kota-kota kecil, bahkan ke desa-desa. Tanpa disadari, masyarakat telah memadukan budaya Barat dengan budaya Timur dalam aspek kehidupan mereka.
  1. Faktor Internal
Generasi muda memiliki semangat yang tinggi dalam aktivitas yang mereka gemari. Mereka memiliki energi yang besar, yang dicurahkannya pada bidang tertentu, ide-ide kreatif terus bermunculan dari pikiran mereka, walaupun pada sebagian remaja tidak terlihat hal ini. Selain potensi yang besar, generasi muda terutama remaja juga memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Untuk menuntaskan rasa ingin tahunya, mereka cenderung menggunakan metode coba-coba. Jika kurang berhati-hati, penggunaan metode ini sangat merugikan, karena yang di coba belum tentu sesuatu yang baik.
Hal ini juga terjadi pada saat budaya barat masuk kedalam kehidupan remaja. Sebagai sesuatu yang asing dan baru, budaya ini menarik perhatian mereka. Sebagai contoh, ketika berkembang system belajar yang menyenangkan atau disebut Quantum Learning, remaja cenderung mencoba hal tersebut. Namun hal ini tidak terbatas hanya pada budaya yang bersifat positif, tapi juga pada budaya negatif.
Misalnya, ketika berkembang budaya “clubbing” di kota-kota besar, sebagian besar remaja marasa tertarik untuk mencoba, sehingga ketika sudah merasakan kelebihannya, perbuatan itu terus dilakukan. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari peran keluarga dalam membimbing remaja dalam menjalani masa yang sangat sulit ini. peran keluarga ini akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.
  1. Faktor Eksternal
Dalam perkembangannya, budaya barat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal, faktor eksternalnya antara lain keluarga, lingkungan, pergaulan, perkembangan teknologi, dan media massa, berikut penjabarannya.
  1. Keluarga
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, keluarga berperan penting dalam membimbing remaja untuk menentukan yang baik atau tidak untuk dilakukan. Orang tua memegang peranan utama didalam sebuah keluarga. Segala tindakanya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan fisik dan psikis anak. Remaja dengan orang tua yang memperhatikan mereka cenderung dapat memilah budaya barat yang berdampak positif atau negatif bagi mereka. Namun juga terdapat sebagian remaja yang bersal dari keluarga yang baik dan harmonis terjebak dalam gaya hidup yang salah. Hal ini dipengaruhi faktor-faktor lainnya.
  1. b.    Kondisi Lingkungan
Lingkungan turut mempengaruhi budaya barat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, budaya ini cenderung berkembang pesat di kota-kota besar. Kondisi kota besar yang cepat mendapatka informasi baru, menyebabkan masyarakatnya lebih mudah terpengaruh. Ditambah dengan sistem hidup yang terbuka terhadap budaya asing. Namun saat ini, kondisi kota kecil dan perdesaan yang semakin maju memudahkan masuknya informasi-informasi baru. Budaya barat telah teradaptasi sedikit demi sedikit oleh masyarakatnya.
  1. c.     Pergaulan
Faktor yang paling mempengaruhi remaja dalam mengadaptasi budaya barat ialah teman pergaulan. Teman pergaulan ini biasanya merupakan teman sebaya. Bagi sebagian besar remaja, teman memiliki posisi yang lebih penting daripada orang tua. Teman merupakan tempat berbagi kesedihan dan kebahagiaan, tempat mencurahkan rahasia-rahasia dalam dirinya. Oleh karena itu, munculah suatu ikatan ketergantungan dengan teman.
Apabila teman-temannya mengajak kepada sesuatu yang baru, rasa keterikatan itu menghalangi remaja untuk menolak. Jika teman pergaulannya dapat memilah budaya yang baik untuk diadaptasi, hal ini akan menguntungkan diri mereka. Namun, jika teman pergaulannya tidak dapat bersikap bijak, remaja akan terbawa pada sesuatu yang negatif.
  1. d.    Perkembangan Teknologi dan Media Massa.
Perkembangan teknologi yang tidak pernah berhenti, memudahkan remaja dalam mengadaptasi budaya asing. Seperti pada penggunaan Internet, budaya yang berkembang di negara-negara barat dapat dengan cepat diketahui dan diserap oleh remaja. Begitu juga dengan perkembangan media massa. Televisi sebagai media penyampai pesan audio dan visual sering menampilkan tayangan yang telah mencampurkan budaya timur dan barat. Bahkan dalam sebagian tayangan, budaya timur telah hilang.
Tidak cukup hanya dengan media elektronik, media cetak pun turut mempropagandakan gaya hidu barat. Majalah dan tabloid remaja yang mendominasi di Indonesia sarat dengan nilai-nilai asing, juga perkembangan yang terjadi di luar negri.
Seorang peneliti bernama Dawyer Menyimpulkan, sebagai media visual, TV mampu merebut 94 % saluran masuknya pesan dan informasi kedalam jiwa manusia. TV mampu membuat orang pada umumnya mengingat 50 % dari yang mereka lihat dan dengar di TV, walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau, secara umum orang akan mengingat 85 % dari yang mereka lihat di TV setelah 3 jam kemudian, da 65 % setelah 3 hari kemudian ( Solihin, 2003 : 136 ). Hal ini akan sangat memudahkan remaja, yang daya ingatnya masih kuat, untuk mengadaptasi budaya barat.
  1. C.   Dampak Positif dan Negatif dari Perkembangan Budaya Barat
    1. Dampak Positif.
      1. Mengubah Sistem Belajar
Pola belajar yang monoton kini telah digantikan oleh system pembelajaran yang disebut dengan “Enjoy Learning”. Sistem ini telah diterapkan oleh banyak Sekolah di Indonesia. Melalui sistem ini, generasi muda dapat merasakan belajar sebagai suatu hal yang menyenangkan dan merupakan suatu kebutuhan.
  1. b.    Memudahkan Jalur Komunikasi dan Informasi.
Budaya barat yang masuk ke Indonesia telah membawa teknologi yang bermanfaat, seperti Televisi, Internet, dan Telepon selular. Jika pada zaman dahulu orang harus menunggu lama untuk mengetahui kejadian di Amerika Serikat , saat ini dapat dengan mudah dilihat di Televisi atau diakses melalui Internet. Untuk komunikasi jarak jauh, kita tidak perlu lagi kekantor pos untuk mengirim surat. Dengan menggunakan Telepon selular, dengan mudah seseurang dapat berkomunikasi dengan orang lain bahkan di Benua yang berbeda. Hal ini memperlancar komunikasi dan informasi di Indonesia.
  1. c.     Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Dengan adanya pengembangan system belajar serta lancarnya jalur komunikasi dan informasi, memudahkan generasi muda untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara lain. Sehingga akan dihasilkan genersai muda Indonesia yang cerdas untuk membangun bangsa.
  1. 2.    Dampak Negatif
    1. Perubahan Gaya Hidup Remaja.
Gaya hidup “hura-hura” sangat mendominasi dikalangan remaja barat. Namun, kebanyakan remaja telah mengadopsi gaya hidup ini. Hal ini tidak terbatas pada kota-kota besar, tapi sudah banyak remaja di kota-kota kecil yang merubah gaya hidup mereka. Remaja denga gay hidup “hura-hura” menjalani hidup sesuai dengan keinginan mereka. Mereka menghabiskan hidupnya untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, berpesta pora, dan menghabiskan waktu dengan sia-sia.

  1. b.    Pergaulan Bebas.
Dalam pergaulan remaja barat, hampir tidak ada “batasan” antara pria dan wanita. Pacaran yang kemudian dilanjutkan dengan pelukan, ciuman, bahkan hubungan badan merupakan hal yang biasa. Dengan adanya pengaruh dari media yang sangat kuat,pergaulan bebas mulai marak dikalanga generasi muda Indonesia. Ironisnya budaya ini telah berkembang hingga kekota yang dikenal dengan julukan “kota pelajar”.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Penelitian Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) selam 3 tahun, mulai Juli 1999 hingga Juli 2002, dengan melibatkan sekitar 1.660 responden dari 16 Perguruan tinggi negeri dan swasta di Yogyakarta, diperoleh data bahwa 97,05 % mahasiswinya sudah kehilangan keperawanannya saat kuliah. ( Solihin , 2003 : 39).
Selain karena adanya dukungan media, hal ini juga disebabkan oleh suasana kos yang mendukung di Yogyakarta, yaitu tidak adanya kontrol oleh pemilik kos. Hal ini merupakan sebuah peringatan keras bagi bangsa Indonesia untuk memperbaiki kondisi generasi muda
  1. c.     Hilangnya Rasa Bangga Terhadap Budaya Timur.
Saat ini, hampir sebagian besar generasi muda telah kehilangan jati dirinya sebagai bangsa timur. Hal ini terjadi karena tidak ada lagi rasa bangga terhadap budaya timur. Seorang remaja yang rajin belajar, menghabiskan waktu di perpustakaan dan di rumah, dan patuh pada orang tua dan guru dianggap sebagai orang yang norak, kuno, dan kurang pergaulan.
Sebaliknya, remaja yang nilai-nilainya rendah, menghabiska waktu di mal atau diskotek, melawan pada guru, berontak terhadap keinginan orang tua, dan yang menganut gaya hidup “hura-hura” dianggap sebagai dewa pergaulan. Sehingga banyak remaja yang merubah gaya hidupnya demi pergaulan ( Ilmi , 2007 : 16).
  1. D.   Penanggulangan Dampak Negatif Budaya Barat
Budaya Barat saat ini berkembang pesat di Indonesia, baik yang bersifat positif dan negatif sangat mudah diterima masyarakat, khususnya generasi muda. Pengaruh positif dan negatif ini telah dibahas pada subbab sebelumnya. Para orangtua sangat khawatir atas perkembangan pergaulan remaja saat ini. Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang baik kita hendaknya tidak mengikuti budaya barat yang berdampak negatif.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saat ini remaja yang tidak mengikuti perkembangan yang terjadi akan dianggap kuper atau tidak modern, tetapi remaja sekalian jangan takut karena tidak semua perkembangan yang ada berdampak baik. Untuk selanjutnya penulis akan memberikan solusi cara mengatasi pengaruh budaya Barat yang bersifat negatif, diantaranya sebagai berikut:
  1. Remaja seharusnya dapat memilah dan menyaring perkembangan budaya saat ini, jangan menganggap semua pengaruh yang berkembang saat ini semuanya baik, karena belum pasti budaya barat tersebut diterima dan dianggap baik oleh Budaya Timur kita.
  2. Para Orangtua sebaiknya lebih mendekatkan diri kepada anaknya, dan berusaha menjadi teman untuk anaknya sehingga dapat memberikan saran kepada anak, dan anak pasti akan merasa lebih dekat kepada Orangtua dan akan mengingat saran dari Orangtuanya tersebut.
  3. Pemerintah lebih tegas terhadap peraturan, khususnya penyimpangan perilaku akibat pengaruh budaya asing.
  4. Masyarakat hendaknya membantu pemerintah, dalam menanggulangi perkembangan budaya Barat yang bersifat negatif.
      5.      Senin, 10 Agustus 2009 (Jurnal Nasional)
      6.      SALAH satu tantangan berat yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah serbuan budaya barat yang sangat massif menyerang adat ketimuran masyarakat Indonesia. Padahal kondisi itu berakibat pada menurunnya nilai-nilai yang tertanam pada masyarakat, yang berimplikasi pada pudarnya semangat menjaga identitas bangsa. Hal itu tercermin pada semakin menipisnya nilai-nilai sosial masyarakat sebagai akibat gencarnya serbuan budaya barat.
      7.      Fenomena munculnya gaya berbicara yang serba ceplas-ceplos dan hilangnya unggah-ungguh dalam tata karma di kehidupan masyarakat adalah salah satu cerminan bahwa generasi muda sudah mulai tertular arus budaya barat. Pada bagian lainnya, realita generasi muda yang gemar mengadopsi budaya luar dengan alasan lebih trendi dan percaya diri membawa akibat pada hilangnya jati diri masyarakat ketimuran yang memegang adat sopan dalam artian di segala bidang.
      8.      Lihat saja, mulai model pakaian yang serba minim, yang membuka aurat bagi wanita, dan model pierching (tindik), tato, dan celana jins model ketat yang lagi ngetrend semuanya mudah dijumpai di masyarakat. Kondisi itu adalah salah satu ciri pemuda dan mayoritas masyarakat hingga ke pedesaan yang secara tak langsung menggunakan atribut barat dalam kesehariannya. Indikator itu masih ditambah life style pemuda yang gemar mabuk-mabukan ke kafe atau club, dan memamadat di tempat dugem, yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran agama.
      9.      Tetapi, semua itu gejala itu sekarang ini hampir ke semua orang hingga pelosok desa. Hal itu mengacu pada gaya hidup masyarakat Indonesia yang sudah terkontaminasi budaya barat akibat secata tak langsung menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Padahal peradaban timur sangat bertentangan dengan barat, tetapi akibat arus informasi yang sedemikian cepatanya dari barat yang terus diiklankan melalui media massa membuat mau tak mau masyarakat Indonesia turut terpengaruh untuk mengikuti gaya hidup orang barat.
      10.  Akhirnya, warga Indonesia banyak yang mengikuti arus menerapkan keseharian konsumtif dengan berbelanja pakaian bermerk yang serba mahal, meskipun sebenarnya tidak terlalu memerlukan pakaian itu. Asalkan bisa senang dan tak dikatakan ketinggalan zaman maka membeli barang-barang mahal tidak jadi persoalan. Akibatnya saat ini hedonisme menggejala dan marak dipraktikkan.
      11.  Kaum kaya pergi ke mal dan makan di restoran, sedangkan warga desa bergaya seperti orang kota dalam hal berpakaian meskipun kadang jika dilihat tidak pantas dan terkesan memaksakan diri. Semua itu jelas menjadi pegangan bagi saya untuk menilai bahwa bangsa Indonesia sedang sakit sebab masyarakatnya meninggalkan budaya timur dengan beralih kebarat-baratan yang tak sesuai dalam berbagai bidang kehidupan.
      12.  Maka itu, diperlukan sebuah upaya penanganan agar fenomena itu tak semakin menggejala dan merusak tatanan norma aturan yang selama ini sudah dijadikan acuan masyarakat. Sehingga saya berharap kepada pemerintah dan pihak terkait supaya memberikan pendidikan kepada masyarakat agar sadar, karena sekarang ini Indonesia sudah dijajah secara tak langsung oleh negara barat melalui budaya gaya hidup.
A.      PENGERTIAN
Westernisasi adalah sebuah arus besar yang mempunyai jangkauan politik, sosial, kultural dan teknologi. Arus ini bertujuan mewarnai kehidupan bangsa-bangsa, terutama kaum muslimin, dengan gaya Barat.
Westernisasi pada hakikatnya merupakan perwujudan dari konspirasi Kristen-Zionis-Kolonialis terhadap ummat Islam. Mereka bersatu untuk mencapai tujuan bersama, yaitu membaratkan dunia Islam agar kepribadian Islam yang unik terhapus dari muka bumi ini.
Gerakan westernisasi telah mampu merembes hampir di setiap negara di dunia Islam dan negara-negara Timur. Dengan diam-diam masyarakatnya terseret ke dalam peradaban Barat yang materialistik dan modern. Akibatnya mereka terikat oleh roda peradaban Barat.



“ KISAH SMA “



Banyak kisah yang tidak bisa saya lupakan ketika di masa-masa SMA  dulu . ini menjadi cerita klasik di dalam hidup saya dan menjadi kenangan yang paling sulit untuk terhapus di dalam hidup saya. Memiliki 3 teman yang sangat dekat bahkan kita semua sudah menjadi bagian dari keluarga. Kami berempat selalu melengkapi kekurangan kami masing-masing, berbagi cerita susah dan senang kita bersama-sama dan berbagi banyak hal. Kami selalu bersama-sama walaupun terkadang ada perbedaan di antara kami berempat pasti itu akan terhapus karena kebersamaan kami. Dari kelas satu SMA sampai lulus dari SMA kami berempat selalu berada dalam satu kelas yang sama, lebih banyak hal yang kami ketahui antara kami berempat, selama 3 tahun atau hamper kita lakukan bersama-sama , antara lain mengerjakan tugas kelompok, belajar bersama, pergi jalan-jalan dan banyak hal lainnya.  Hal yang menambah warna ketika saya berada di SMA adalah mendapat wali kelas yang masih di bilang sangat muda menjadi seorang guru, bukan hanya kami berempat tetapi hamper seluruh anggota kelas  yang lain.  Wali kelas kami ini bukan hanya menjadi wali kelas  untuk kami, tetapi juga menjadi kakak ketika kami membutuhkan bantuan, ibu yang selalu ada untuk merangkul kami agar tetap bersama, dan banyak hal lainnya yang dapat menggambarkan wali kelas kami ini . hal inilah yang membuat sangat sulit saya untuk melupakan kenangan indah itu, kenangan itu bagaikan pelangi buat kami semua, yang di dalamnya terdapat warna yang berbeda-beda, karena cerita kami banyak yang berbeda-beda tetapi indah bagaikan sebuah pelangi yang menghiasi angan-angan.