Kamis, 09 Januari 2014

DFD penyewaan VCD

ini adalah Data Flow Diagram Zero(level 1) yang digunakan untuk menggambarkan sistem komputerisasi penyewaan VCD. pihak-pihak yang terkait :
a. penyewa
b. pemilik usaha
c. petugas





Komponen-komponen DFD terdiri atas :
 -Terminator
- Proses      
- Alur Data      
- Penyimpan Data (data store)



. Prosedur Penyewaan oleh Penyewa 

Menampilkan IMG_20140109_234119.jpg



pada alur dfd di atas ada 2 terminator yaitu penyewa dan pemilik .. Petugas berada di dalam sistem (yang menjalankan sistem), sehingga tidak perlu digambarkan.
untuk penyewa baru di haruskan membuat kartu anggota terlebih dahulu  . Petugas akan mencatat identitas Penyewa, membuatkan Kartu Anggota kemudian di proses dan menghasilkan kartu anggota penyewa tersebut. setelah pembuatan kartu anggota selesai maka data tersebut akan di rekapitulasi kepada pemilik. penyewa yang sudah mempunyai kartu anggota dapat meminjam film, Penyewa yang akan meminjam film dipersilakan mencari sendiri filmnya, namun, bila mereka enggan mencarinya (tidak ketemu), mereka dapat langsung bertanya ke petugas. Petugas akan mengecek data film yang dicari dan akan dipinjam tersebut ke file di komputer. Hasil pengecekan itu diinformasikan kepada Penyewa. Bila film dicari ada dan mereka mau meminjamnya, maka si Penyewa harus menyerahkan Kartu Anggotanya dan uang sewanya.



Adakalanya, petugas yang tidak yakin akan keanggotaan si Penyewa, dia melakukan cek keanggotaan ke file komputer. Bila ternyata data keanggotaannya tidak ada, maka si Petugas akan melakukan penolakan (pembatalan transaksi).Bila benar anggota, maka Petugas akan mencatat data film yang dipinjam si Penyewa tersebut (transaksi) dan akan menyerahkan kembali Kartu Anggota dan film yang akan dipinjam tersebut ke Penyewa. untuk mendapatkan laporan keuangan ,setelah terjadi transasksi antara peminjam dan penyewa data tersebut akan di proses pada rekapitulasi harian keuangan kepada pemilik dan akan tercetak laporan peminjaman VCD tersebut.





Kamis, 02 Januari 2014

Data flow diagram forcontinuous manufacturing systems


Dalam pemodelan system, kita perlu menggambarkan fitur dinamis. Bagaimana menyelesaikan tugas. Bukan hanya struktur statis. Alasan untuk fitur dinamis adalah karena meningkatnya kompleksitas dan sifat saling perangkat lunak. Selain itu dalam aplikasi dunia nyata kebutuhan pengguna yang terus bertambah dan aturan bisnis terus berkembang, bahkan jika sebagian besar objek dan hubungan tingkat objek tetap sama. Personil sering menyebabkan masalah lain dalam evolusi software. Untuk mendukung penggunaan kembali perangkat lunak,”tertanam” informasi dinamis harus di identifikasikan dan di validasi.

Analisis :


Mengidentifikasi objek kunci dan hubungan mereka dalam domain.
Mengidentifikasi fungsi utama dalam domain dan menghubungkan dua objek atau hubungan atau fungsi secara langsung di pengaruhi atau terpengaruh oleh yang lain,
Langkah 3 di ulang sampai semua objek yang relevan, hubungan dan fungsi diperiksa. Struktur kasual untuk masalah manufaktur diskrit di tunjukan dalam gambar 9. Hubungan urutan lebih rendah antara objek dapat secara eksplisit di tentukan, misalnya, posisi produk laporan sensor. Struktur kausal merupakan perspektif ketergantungan jalan-sentris bidang masalah. Melengkapi aspek sentries komponen di gambarkan dalam model objek.  Pandangan kausal menjelaskan bagaimana komponen atau taks terhubung. Pandangan ini dapat di representasikan pada berbagai tingkat abstraksi dan berguna untuk komunikasi antar pemangku kepentingan dan layak untuk system rawatan, karena perilaku system mau berkembang sebagai perubahan persyaratan. Namun, pandangan statis dapat tetap sama bahkan jika perilaku system telah di modifikasi. Struktur kausal untuk system manufaktur diskrit dapat di gunakan kembali untuk mengidentifikasi dan transfer ke system manufaktur terus-menerus dengan modifikasi karena perbedaan antara kedua domain.

Sumber : Springer-Verlag London Limited 2006

pembuatan DFD, fungsi dan tentang DFD

Disini kita akan membahas tentang cara pembuatan DFD , fungsinya dan tentang DFD.

DATA FLOW DIAGRAM ( DFD )
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
Didalam DFD terdapat 3 level, yaitu :

Diagram Konteks : menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat mewakili seluruh proses yang terdapat di dalam suatu sistem. Merupakan tingkatan tertinggi dalam DFD dan biasanya diberi nomor 0 (nol). Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram ini sama sekali tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan.
Diagram Nol (diagram level-1) : merupakan satu lingkaran besar yang mewakili lingkaran-lingkaran kecil yang ada di dalamnya. Merupakan pemecahan dari diagram Konteks ke diagram Nol. di dalam diagram ini memuat penyimpanan data.
Diagram Rinci : merupakan diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram Nol.

FUNGSI DFD
Fungsi dari Data Flow Diagram adalah :
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

SYARAT MEMBUAT DFD
Syarat-syarat pembuatan DFD ini adalah :
1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD.
2. Pemberian nomor pada komponen proses.
3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat.
4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit.
5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsiten secara logika.
TIPS DALAM MEMBUAT DFD
Berikut ini tips-tips dalam membuat DFD :
Pilih notasi sehingga proses yang didekomposisi atau tidak didekomposisi dapat dibaca dengan mudah.
Nama proses harus terdiri dari kata kerja dan kata benda.
Nama yang dipakai untuk proses, data store, dataflow harus konsisten (identitas perlu).
Setiap level harus konsisten aliran datanya dengan level sebelumnya.
Usahakan agar external entity pada setiap level konsisten peletakannya.
Banyaknya proses yang disarankan pada setiap level tidak melebihi 7 proses.
Dekomposisi berdasarkan kelompok data lebih disarankan (memudahkan aliran data ke storage yang sama).
Nama Proses yang umum hanya untuk prose yang masih akan didekomposisi.
Pada Proses yang sudah tidak didekomposisi, nama Proses dan nama Data harus sudah spesifik.
Aliran ke storage harus melalui proses, tidak boleh langsung dari external entity.
Aliran data untuk Proses Report .. : harus ada aliran keluar. Akan ada aliran masuk jika perlu parameter untuk mengaktifkan report.Aliran data yang tidak ada datastorenya harus diteliti, apakah memang tidak mencerminkan persisten entity (perlu disimpan dalam file/tabel), yaitu kelak hanya akan menjadi variabel dalam program.
LANGKAH MEMBUAT/MENGGAMBAR DFD
Tidak ada aturan baku untuk menggambarkan DFD. Tapi dari berbagai referensi yang ada, secara garis besar langkah untuk membuat DFD adalah :
1. Identifikasi Entitas Luar, Input dan Output
Identifikasi terlebih dahulu semua entitas luar, input dan ouput yang terlibat di sistem.
2. Buat Diagram Konteks (diagram context)
Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang menggambarkan hubungan sistem dengan    lingkungan luarnya. Caranya :
• Tentukan nama sistemnya.
• Tentukan batasan sistemnya.
• Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem.
• Tentukan apa yang diterima/diberikan external entity dari/ke sistem.
• Gambarkan diagram konteks.
Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Caranya :
Tentukan proses utama yang ada pada sistem.
Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing proses ke/dari sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang keluar/masuk dari suatu level harus sama dengan alur data yang masuk/keluar pada level berikutnya).
Apabila diperlukan, munculkan data store (master) sebagai sumber maupun tujuan alur data.
Hindari perpotongan arus data.
Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan urutan proses).


4. Buat Diagram Level Satu
Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero. Caranya :
Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses utama yang ada di level zero.
Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing sub-proses ke/dari sistem dan perhatikan konsep  keseimbangan.
Apabila diperlukan, munculkan data store (transaksi) sebagai sumber maupun tujuan alur data.
Hindari perpotongan arus data.
Beri nomor pada masing-masing sub-proses yang menunjukkan dekomposisi dari proses sebelumnya.Contoh : 1.1, 1.2, 2

umumnya kesalahan pembuatan DFD :
Proses mempunyai input tetapi tidak menghasilkan output. Kesalahan ini disebut dengan black hole (lubang hitam), karena data masuk ke dalam proses dan lenyap tidak berbekas seperti dimasukkan ke dalam lubang hitam.
Proses menghasilkan output tetapi tidak pernah menerima input. Kesalahan ini disebut dengan miracle (ajaib), karena ajaib dihasilkan output tanpa pernah menerima input.
Input yang masuk tidak sesuai dengan kebutuhan proses.
Data Store tidak memiliki keluaran.
Data Store tidak memiliki masukan.
Hubungan langsung antar entitas luar.
Masukan langsung entitas data store.
Keluaran langsun dari data store ke Entitas luar.
Hubungan langsung antar data store.
Data masukan dan keluaran yang tidak bersesuain dalam data store.

sumber :
http://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/01/08/analisis-sistem-informasi-diagram-alir-data-dad-data-flow-diagramdfd/
http://octavia-chaniago.blogspot.com/2011/01/pengertian-dan-contoh-dari-dfd-dan-erd.html
http://7enius.wordpress.com/2012/03/11/pengertian-fungsi-dan-contoh-dari-data-flow-diagramdfd/
http://komputer-one.blogspot.com/2009/01/data-flow-diagram-dfd.html
http://syarifhidayat21.blogspot.com/2012/10/teknik-dokumentasi-sistem-data-flow.html 
SYARIF HIDAYAT